
“Saya menghabiskan lebih dr 30 thn masa hidup saya sbg seorang prajurit, tanpa pernah merasa ada keraguan ketika terjun ke daerah operasi. Sbg seorang prajurit Kopassus atau yg dulu disebut RPKAD pun saya terbiasa menghadapi byk pertempuran jarak dekat, dgn situasi yg sangat mencekam,” ungkap Luhut.
“Selesai bertugas sbg tentara dan diberikan amanah utk mengabdi dgn menjadi pejabat publik, semangat pantang menyerah itu tidak pernah luntur. Saya selalu meyakini bahwa apa yg terbaik utk masyarakat Indonesia maka harus diwujudkan, dgn berbagai mcm risiko dan konsekuensinya,” lanjutnya.
Sebagai pejabat negara, Luhut mengaku tak pernah keberatan dgn kritik apapun yg disampaikan kepadanya asalkan dgn cara yg benar. “Saya selalu mempersilahkan siapapun yg ingin menyampaikan kritik utk datang dan duduk bersama mencari solusi permasalahan bangsa. Bukan dgn melempar ucapan yg menimbulkan kegaduhan tanpa fokus pd inti permasalahan,” ujar Luhut.
“Belakangan, saya melihat dinamika yg terjadi sudah sangat melampaui batas ini. Saya tidak habis pikir, mengapa di tengah suasana pandemi seperti saat ini, ujaran kebencian dan fitnah terus dipelihara di tengah-tengah kita? Mengapa kita masih diliputi dgn sentimen sektarian di saat seluruh anak bangsa harusnya bersatu melawan musuh bersama yaitu virus corona, yg mengancam kesehatan serta keselamatan seluruh masyarakat Indonesia?,” tanya Luhut.
“Mengapa kita malah terus-terusan mencari perbedaan, tanpa sedikitpun berpikir persatuan? Bangsa Indonesia saat ini sedang berada dlm situasi pandemi. Semua pihak sedang bergerak bersama mencari solusi utk mempercepat penanganan Covid-19 utk memastikan keselamatan dan kesehatan semua warga negara Indonesia. Bg saya, ini adalah misi, dan tetap, sebuah misi harus dituntaskan dgn baik,” terangnya.
“Saya juga ingin mengajak seluruh masyarakat Indonesia agar mampu bertanggung jawab atas apapun laku dan ucap kita, karena sesederhana ucapan dan laku itu punya dampak bukan hanya kepada kita, tetapi juga lingkungan sekitar dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Jika kita berani mengucapkan dan melakukan suatu hal, mengapa kita tidak punya keberanian yg sama utk mempertanggung jawabkannya?,” pungkas Luhut.
Tags: #Curhat #Dihujat #Dipelihara #fitnah #Kebencian #Luhut #Mengapa #Panjaitan #Sering #Terus